Rabu, 26 Desember 2007

RK FISIP UAJY Mau Digusur? Bikin Kaget Aja!

(Tulisan ini merupakan pengalaman pribadi saya sendiri di Ruang Kemahasiswaan FISIP UAJY. Bukan maksud untuk mendramatisir keadaan, tapi saya mencoba untuk mengkomunikasikan ini kepada pihak lain)

Malam tanggal 25. Masih di suasana Natal. Dimana orang-orang saling berkunjung untuk bersama-sama merayakan Natal yang penuh damai dan kasih.

Saya sendiri tidak ingin melewatkan hari ini dengan berdiam diri, sendiri di Ruang Kemahasiswaan -atau akrab disingkat RK-. Akhirnya, bersama Ricky -kami berdua tidak seperti teman-teman FISIP kebanyakan, pulang kampung dan merayakan liburan semester dan Natal disana- kami pergi kerumah seorang teman lain, Banu namanya.

Sekitar jam setengah sepuluh, masih gerimis, kami berdua nekad pulang dari rumah Banu. Saya kembali ke rumah -maksudnya RK, maklum di Jogja saya tidak ngekos karena keterbatasan kemampuan finansial- sedangkan Ricky kembali pergi bersama Banu dkk makan malam.

Setelah mengucapkan salam perpisahan di hari Natal kepada teman-teman, saya masuk kedalam RK. Seperti biasa RK gelap gulita. Kalau tidak ditempati mahasiswa biasanya seperti ini. Gelap. Lampu tak dinyalakan oleh satpam kampus. Dan... satu lagi yang bikin jengkel, pintu selalu diikat dengan tali rafia. Yah, aku sendiri juga salah kenapa saat meninggalkan RK, pintunya tidak aku kunci (maap pak satpam!).

Jam 10 malam. Sendiri. Yang terdengar hanya suara hujan deras diluar. Coba untuk membunuh rasa sepi, saya nyalakan TV Tuner di komputer RK. Tak menyala. Coba pencet tombol sekali lagi . Sama saja.

Mungkin terminalnya yang tidak menyala. Benar saja. Dipencet berapa kali pun hasilnya sama. Coba betulkan letak colokan hasilnya juga sama. Firasat mengatakan, wah pasti sengaja "dimatikan" arus listriknya.

Bikin malas saja. Akhirnya badan ini tak kuat juga. Inginnya menyentuh kasur. Akh, kasur ini pun sudah lama tak dibersihkan, berdebu jadinya.

Sambil tiduran, saya baca novel Kenangan Kematian-nya Agatha Christie. Baru sampai bab 2 saya tertidur.

######

Hantaman benda keras membuat saya terbangun. Arah suaranya dari balik tembok RK sebelah timur. "Wah udah mau digusur betulan nih". Waktu itu pukul 7 pagi. Diluar masih hujan. Gerimis.

Tanpa rasa khawatir, saya lanjutkan lagi tidur meski suara dentuman pak tukang mencoba mengganggu.

"Hen, hen tangi RK arep dibongkar", suara Mas Fajar, satpam kampus membangunkanku. Dalam keadaan setengah sadar, saya melihat dia tidak sendiri. Siapa orang yang bersamanya dibelakangnya?

Sepuluh detik kemudian dalam kesadaran penuh, saya melihat pak tukang dengan meterannya telah siap mengukur apa yang harus diukurnya. Saya tergagap, ada apa ini?

Kaget setengah mati. RK mau dibongkar. Coba klarifikasi lagi benarkah yang diucapkan Mas Fajar dan Pak tukang ini?

Aku coba memberi keterangan bahwa kesepakatannya RK akan dibongkar apabila RK di basement Don Bosco telah rampung dibangun.

Berdasarkan keteranganku, pak tukang coba hubungi Pak Kris -kontraktor-. Dalam pembicaraannya Pak Kris mencoba menghubungi Pak Agus Putranto -Wakil Dekan 1 FISIP UAJY-. Akhirnya, Pak Agus memerlukan datang kemari.

Selama menunggu kedatangan Pak Agus, saya mencoba mengirim pesan pendek ke beberapa teman. Isinya,"Oi mrene hoi RK arep digusur. Kirim pesan ini kepada teman FISIP yg lain".

Sepuluh menit kemudian. Mobil sedan itu datang. Pak Agus. Belum sampai di RK, saya langsung menodong Pak Agus dengan pertanyaan.

"Benar pak RK mau dibongkar sekarang?",

"Kalau mau dibongkar sekarang jelas belum siap pak, teman-teman masih libur natal, apalagi kita belum packing barang-barang".

Pertanyaan dan kata-kata dari mulut ini keluar begitu derasnya. Rasanya ingin semua pertanyaan tadi cukup dijawab beberapa kata saja dari Pak Agus.

"Yang diangkut cuma sekat-sekatnya, soalnya kalo gak segera diangkut ntar molor terus (RK baru di Don Bosco)".


Dengan ini RK tidak (bukan) dibongkar


Huff, akhirnya bisa bernafas lega. Kecemasanku untuk sementara berakhir. Kulihat diluar, teman-teman yang saya kirimi pesan singkat, berdatangan. Ricky, Banu, Gondes, Tembel, Suryo, Kotak, Ocha, Lambe dan Lili. Kemudian menyusul Mentenk. (Dan aku tidak tahu SMS ini sudah tersebar ke beberapa puluh atau ratusan teman lain)

Mereka semua kaget saat menerima langsung (maupun tidak langsung) SMS dariku. Mereka mengira, mereka telah dikibuli. Yah, mungkin setengahnya benar setengahnya lagi tidak. Karena bagaimanapun cepat atau lambat (seharusnya dengan konfirmasi) RK bakal dibongkar juga.(hen)

Tidak ada komentar: